Desa mawa cara, negara mawa tata punika tegesipun sedaya tlatah utawi daerah gadhah paugeran piyambak-piyambak. Caranipun tiyang dhusun beda kaliyan tatanipun tiyang kitha. Wonten ing dhusun taksih kenthel budaya adat gotong royong, saling mbiyantu sasami warga ingkang mbetahaken. Tuladhanipun sambatan mbangun griya. Manawi tiyang dhusun sanajan wonten ingkang ngingu tukang, ananging taksih ugi ingkang dipunbangun sesarengan warga dhusun. Beda kaliyan tiyang kitha ingkang langkung asipat individualis, boten kathah upacara-upacara adat tartamtu.
Rabu, 28 November 2018
Selasa, 08 Agustus 2017
Peken Tambak; Tradisi Suronan Sragen
Peken Tambak menika namung wonten setaun pisan, inggih menika wonten ing dalu tanggal 1 Suro. Mapanipun wonten ing Tambak, Sidoharjo, Sragen. Ing ngriku kathah tiyang sadean piranti pawon saha pertanian ingkang kadamel saking kajeng menapa dene deling. Ing Peken Tambak wonten petilasanipun Joko Tingkir. Pramila, tradhisi Suronan menika ugi kangge mengeti ziarah petilasanipun Joko Tingkir.
Megatruh
Sigra milir sang gethek sinangga bajul
kawandasa kang njageni
Ing purwa miwah ing pungkur
tanapi ing kanang kering
sang gethek lampahnya alon
Gambar 1. Pasar Tambak
Megatruh
Sigra milir sang gethek sinangga bajul
kawandasa kang njageni
Ing purwa miwah ing pungkur
tanapi ing kanang kering
sang gethek lampahnya alon
Gambar 2. Petilasan Joko Tingkir
Jumat, 05 Agustus 2016
Minggu, 01 Mei 2016
Jumat, 25 Maret 2016
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2016
STUDENT ACHIEVEMENT CHOISE AWARDS
Languages and Arts Faculty
Yogyakarta State University
2016
Source: http://fbs.uny.ac.id/info/kemahasiswaan/pengumuman-pemenang-mahasiswa-berprestasi-fbs-2016
on Thursday, March 17th, 2016
at Ruang Sidang Pusat Layanan Akademik.
Minggu, 25 Oktober 2015
Karya Ilmiah Mahasiswa
OLIMPIADE
BUDAYA SEBAGAI UPAYA PEWARISAN KEBUDAYAAN
TRADISIONAL
KEPADA GENERASI MUDA
Zulfatin Rahmahani, Fetiyani Yuniana Ismawarsari, Puspita Melati, Carinda
Nabila Huda
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: zulfarahma84@gmail.com
RINGKASAN
Indonesia memiliki kebudayaan yang
beraneka ragam, hampir setiap daerah memiliki kebudayaan tradisional dan
kekhasan masing-masing. Namun, keberadaan budaya tradisional asli Indonesia
mulai terkikis dimakan zaman. Pemerintah kurang meperhatikan keberadaan kebudayaan
tradisional sehingga beberapa kebudayaan tradisional Indonesia di klaim oneh
negara lain. Dikutip dari www.republika.co.id, Malaysia mengklaim tari pendet
pada iklan promosi kunjungan ke Malasyia “Visit Malaysia Years”. Padahal sudah
jelas, tari pendet adalah budaya dari Bali, Indonesia. Sebelumnya, mereka telah
mengklaim angklung, reog Ponorogo, batik, Hombo Batu, dan Tari Folaya.
Budayawan Radhar Panca Dahana terkait klaim Malaysia terhadap budaya-budaya
Indonesia
mengatakan
pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan
kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. “Ya tidak apa-apa lah, kita juga suka
mengambil budaya lain untuk untuk promosi,” katanya kepada Republika, Rabu
(19/8/2009). Generasi muda saat ini lebih cenderung bersikap kebarat-baratan
dan menikmati budaya modern. Mereka memandang sebelah mata kepada budaya
tradisional dan seakan tidak peduli dengan budayanya sendiri. Oleh karena itu,
harus ada upaya yang nyata untuk mengatasi masalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan ini
adalah untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kondisi budaya tradisional
di Indonesia, memaparkan gagasan mengenai sistem Olimpiade Budaya, dan
memaparkan prediksi hasil pelaksanaan Olimpiade Budaya sebagai upaya pewarisan
budaya tradisional Indonesia. Metode penulisan penulisan yang digunakan dalam
karya ilmiah ini adalah analisis deskriptif. Penulis menggunakan referensi dari
berbagai sumber yang relevan.
Olimpiade Budaya adalah sebuah
konsep perlombaan yang ditawarkan untuk menguji dan melatih pesertanya agar mau
dan memiliki motivasi mempelajari kebudayaan tradisional. Pelaksanaan Olimpiade
Budaya sendiri membutuhkan perancanaan dan tahapan-tahapan yang matang dan
dukungan dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan baik. Sosialisasi
baik kepada pemerintah maupun instansi terkait tentang gagasan ini sangat
diperlukan agar dapat mengimplementasikan gagasan ini. Dengan adanya Olimpiade
Budaya, diharapkan generasi muda khususnya para pelajar dan guru-guru
pembimbingnya akan lebih termotivasi untuk mendalami dan mempelajari
budaya-budaya tradisional asli Indonesia. Para generasi muda lebih termotivasi
dan tidak memandang rendah budaya tradisional yang merupakan aset negara yang
tak ternilai harganya. Sehingga kebudayaan tradisional Indonesia tidak lagi
krisis penerus dan dapat terwariskan.
PKM-GT 2014 Lolos
Dikti dengan Dosen Pendamping Dwi Hanti Rahayu, M.Pd.
Sabtu, 23 Mei 2015
POTENSI DAN INVESTASI KABUPATEN SRAGEN
Kabupaten Sragen terletak di Karesidenan Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sragen dipetakan menjadi 2 wilayah, yaitu utara Bengawan Solo dan selatan Bengawan Solo.
Utara: 11 kecamatan, 116 desa, dan 4 kelurahan.
Potensi: pertanian, pariwisata, industri, dan perdagangan.
Selatan: 9 kecamatan, 80 desa, dan 8 kelurahan.
Potensi: pertanian sawah, perdagangan, industri, dan pariwisata (tanah relatif lebih subur).
Luas wilayah : 94.155 ha.
Luas sawah : 40.129 ha.
Tanah kering : 54.026 ha.
Potensi: pertanian lahan basah/kering, perdagangan, industri, dan pariwisata.
(diakses dari http://sragenkab.go.id/home.php?menu=20 pada 24 Mei 2015).
Kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen, antara lain.
- Kedawung
- Miri
- Gesi
- Gondang
- Plupuh
- Sukodono
- Mondokan
- Tangen
- Jenar
- Sambungmacan
- Sumberlawang
- Kalijambe
- Ngrampal
- Karangmalang
- Sidoharjo
- Tanon
- Sambirejo
- Masaran
- Sragen
- Gemolong
Potensi dan Investasi
|
Langganan:
Postingan (Atom)